WILIS NEWS

More than News

584 Sapi di Ngawi Diduga Terjangkit PMK

2 min read

Ngawi – Sebanyak 584 sapi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dilaporkan sakit dan diduga terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Data Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi per Jumat (3/1/2025) juga mencatat 54 ekor sapi telah mati akibat penyakit tersebut.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPP Ngawi, Suprianto, menjelaskan jumlah itu merupakan akumulasi dari laporan beberapa bulan terakhir. Saat ini, pihaknya terus melakukan pendataan dan penanganan untuk mencegah bertambahnya jumlah sapi yang terinfeksi.

“Hingga hari ini ada 584 sapi yang sakit, dan 54 ekor yang mati. Kami menduga ada penyakit penyerta lain, karena tingkat kematian akibat PMK biasanya hanya sekitar 1-5 persen,” ujar Suprianto.

Namun, penanganan wabah PMK ini tidak lepas dari kendala. Kepala DPP Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, menyebutkan bahwa stok vaksin PMK sebanyak 10 ribu dosis dari pemerintah pusat telah kedaluwarsa pada Oktober 2024 lalu. Saat ini, pihaknya sedang mengupayakan pengadaan vaksin baru.

“Kami telah menganggarkan Rp255 juta untuk membeli vaksin pengganti sebanyak 10 ribu dosis. Nantinya, vaksinasi akan diberikan kepada sapi yang belum terjangkit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” jelas Eko.

Ia menambahkan, meski virus PMK pertama kali menyerang Indonesia pada 2022, hingga kini status bebas PMK atau zero PMK belum tercapai. Virus tersebut masih ditemukan di beberapa daerah.

Eko juga mengimbau masyarakat, terutama peternak, untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika menemukan ternak yang menunjukkan gejala PMK. Selain itu, tim dokter hewan dan petugas kesehatan telah diterjunkan untuk membantu penanganan di lapangan.

“Kami mengajak semua pihak untuk terus mensosialisasikan langkah pencegahan, agar wabah ini dapat segera ditangani,” pungkasnya.