60 Hektar Tembakau di Ponorogo Rusak Akibat Hujan Deras
2 min read
Ponorogo, Selasa (26/11/2024) – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Ponorogo dalam empat hari terakhir membawa dampak serius bagi para petani tembakau di Kecamatan Balong. Sebanyak 60 hektar tanaman tembakau di Desa Muneng dan Desa Tatung dilaporkan mati dan rusak akibat terendam air. Padahal, sebagian besar tanaman tersebut sudah mendekati masa panen.
Tanaman tembakau yang berusia sekitar tiga bulan kini menguning, layu, bahkan roboh akibat genangan air yang memenuhi sawah. Hal ini memaksa petani memanen lebih awal meskipun kualitas hasil panen jauh dari harapan.
“Tanaman tembakau kami mati karena kebanjiran. Kalau dibiarkan malah makin rugi. Biasanya satu kotak sawah bisa menghasilkan Rp20 juta, tapi sekarang Rp3 juta saja susah,” keluh Sunyoto, salah seorang petani di Desa Muneng.
Menurut Kepala Desa Tatung, Rudi Sugiarto, dari total 120 hektar lahan tembakau di desanya, 60 hektar mengalami gagal panen. “Petani tetap berusaha memanen, meskipun kapasitas pengeringan terbatas. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah,” jelasnya.
Hujan yang mengguyur secara terus-menerus menjadi penyebab utama kerusakan tanaman. Pasalnya, tanaman tembakau tidak tahan terhadap genangan air dalam waktu lama. Akibat kondisi ini, banyak petani hanya bisa pasrah sambil berharap cuaca segera membaik untuk meminimalkan kerugian lebih lanjut.