Hujan Ganggu Produksi Tembakau di Ponorogo, Petani Cemas Kualitas Anjlok
2 min read
Ponorogo, Wilis News – Musim hujan yang melanda Ponorogo belakangan ini memukul para petani tembakau. Hujan yang turun hampir setiap hari membuat proses pengeringan tembakau semakin sulit, dan kualitas daun pun menurun.
Suwarto, petani tembakau di Desa Plunturan, Kecamatan Pulung, mengatakan cuaca basah saat ini sangat mengganggu. Menurutnya, daun tembakau yang seharusnya kering dalam sehari, kini butuh waktu hingga tiga hari untuk mencapai kualitas yang diharapkan.
“Kalau cuaca panas, sehari saja bisa kering. Tapi sekarang, tiga hari pun kadang masih lembap, jadi kualitasnya turun,” kata Suwarto, Selasa (5/11/2024).
Para petani pun harus keluar modal lebih banyak untuk upah pengeringan tambahan. Suwarto menambahkan, tembakau dengan kualitas bagus biasanya bisa dijual di atas Rp50 ribu per kilogram. Namun, jika kualitas turun, harga jualnya pun bisa jatuh ke kisaran Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.
Kateni, petani lain di desa yang sama, mengakui banyak daunnya mulai rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama menunggu cuaca cerah. Kateni pun tetap memutuskan menjual daun-daun yang ada meski kualitasnya tidak maksimal.
“Daripada busuk lebih banyak, mending dijual meski harganya turun,” ujarnya.
Para petani tembakau Ponorogo kini hanya bisa berharap cuaca segera membaik. Mereka khawatir jika hujan terus berlanjut, pendapatan tahun ini akan jauh dari harapan.