WILIS NEWS

More than News

PASCA PMK, PETERNAK SAPI DI PUDAK BANGKIT DENGAN BERTANI

2 min read

Dua tahun setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) melanda, para peternak sapi perah di Kecamatan Pudak, Ponorogo, terus berusaha bangkit. Meski bantuan pemerintah senilai Rp10 juta per ekor sapi telah disalurkan, perekonomian mereka belum sepenuhnya pulih.

Sejumlah peternak, seperti Madi dari Dukuh Toro, Desa Pudak Kulon, terpaksa mengurangi jumlah sapi yang dipelihara. Jika sebelumnya ia mampu memproduksi hingga 20 liter susu per hari, kini hasil susunya turun menjadi 15 liter.

Madi kini memfokuskan perawatan pada anak sapi dengan harapan dapat menambah pasokan susu di masa mendatang. Ia berharap kondisi ekonomi dapat kembali stabil.

Peternak lain, Sujito, juga mengalami dampak besar akibat wabah ini. Pendapatannya yang dulu mencapai Rp7 juta per bulan, kini turun menjadi Rp4 juta. Belum lagi ia harus membayar cicilan bank untuk modal membeli sapi.

Untuk mencukupi kebutuhan, Sujito memanfaatkan lahan di sekitar kandang untuk bertani daun bawang. Ini menjadi solusi tambahan agar ekonomi keluarga tetap berjalan.

Hampir semua peternak di Pudak kini beralih menanam sayuran seperti wortel, kentang, dan daun bawang. Hasil panen mereka tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga ke Magetan.

Langkah bertani sayuran menjadi salah satu upaya bagi para peternak sapi Pudak agar tetap bertahan di tengah pemulihan ekonomi.