WILIS NEWS

More than News

Warung Pecel Puli Legendaris di Ponorogo: Cita Rasa Tradisi yang Tak Lekang Waktu

3 min read
Pecel puli khas Ponorogo (foto: istimewa)

PONOROGO – Di tengah gempuran kuliner modern yang kian marak, beberapa sajian tradisional tetap bertahan dan memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Salah satunya adalah pecel puli, makanan khas Ponorogo yang menyimpan cita rasa tradisi. Hidangan ini tetap menjadi favorit warga, terutama di wilayah selatan Ponorogo.

Pecel puli ( foto : istimewa)

Warung Pecel Puli milik Bu Wartini di Desa Tranjang, Kecamatan Siman, menjadi salah satu tempat yang menjaga warisan kuliner tersebut. Warung sederhana ini berdiri kokoh di tepi jalan desa, dikelilingi hamparan sawah yang hijau, memberikan suasana tenang yang jarang ditemukan di tempat lain.

Menurut Bu Wartini, warungnya telah beroperasi selama 27 tahun. Usaha ini merupakan warisan keluarga yang ia teruskan dari orang tuanya. “Dulu yang rintis warung ini orang tua saya. Setelah beliau meninggal, saya lanjutkan sampai sekarang,” ujarnya.

Pecel puli menjadi andalan warung ini. Puli sendiri adalah olahan nasi yang dicampur garam, ditumbuk saat masih panas, kemudian didiamkan hingga dingin. Proses ini menghasilkan tekstur yang padat dan kenyal, yang menjadi ciri khas puli. Hidangan ini disajikan bersama pecel khas Ponorogo yang kaya akan bumbu kacang dengan rasa gurih dan sedikit pedas.

Kesederhanaan yang Sarat Makna
Meski terlihat sederhana, proses pembuatan puli membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Bu Wartini menjelaskan, setiap hari ia hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk membuat puli. Namun, rasa dan tekstur yang dihasilkan sangat memikat.

“Pecel puli ini memang sederhana, tapi rasanya nggak ada yang ngalahin. Banyak pelanggan yang bilang rasanya beda dari tempat lain,” ungkapnya.

Warung ini menjadi tempat persinggahan pelanggan dari berbagai daerah. Tidak hanya warga sekitar Desa Tranjang, tetapi juga dari pusat kota Ponorogo yang berjarak sekitar 45 menit perjalanan. Pelanggan datang untuk menikmati pecel puli sekaligus merasakan nostalgia kuliner tradisional.

Sugiono, salah satu pelanggan setia, mengaku sudah puluhan kali kembali ke warung ini. “Saya kalau ke sini pasti pesan pecel puli. Rasanya itu khas, bikin kangen terus. Walaupun sederhana, tapi ini sudah jadi bagian hidup kami di sini,” katanya.

Melestarikan Tradisi di Tengah Perubahan
Pecel puli bukan sekadar makanan. Bagi warga Ponorogo, khususnya yang tinggal di wilayah selatan, makanan ini sudah menjadi simbol tradisi yang terus bertahan di tengah perubahan zaman.

Warung Bu Wartini juga menjadi contoh kecil dari bagaimana usaha keluarga bisa melestarikan kuliner lokal. Di tengah popularitas makanan modern yang didukung teknologi dan kemasan menarik, hidangan tradisional seperti pecel puli tetap memiliki tempat di hati masyarakat.

“Harapan saya, pecel puli ini tetap dikenal dan dicintai. Supaya anak-anak muda tahu kalau makanan seperti ini juga istimewa,” kata Bu Wartini menutup pembicaraan.

Dengan keberadaan warung sederhana ini, pecel puli tidak hanya menjadi pengisi perut, tetapi juga jembatan antara generasi lama dan baru. Dalam kesederhanaannya, tersimpan rasa, kenangan, dan nilai tradisi yang terus dirawat selama puluhan tahun.